URGENSIKOMPETENSI PROFESIONAL BAGI GURU LEMBAGA PAUD SEBAGAI JAWABAN PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DI MASA COVID-19. Andi Baly “Problematika Guru PAUD Studi Kasus di Taman Kanak-kanak Rizani utra Mendalo Indah Tahun Depan Kita Salurkan ke Ponpes dan Madrasah Tertinggal Wilayah | Senin, 11 Juli
Jakarta, 14 Juni, 2012 - Sekitar 20-an anak usia 4-5 tahun bernyanyi dengan antusias di depan sebuah bangunan kecil berwarna-warni. Keriangan ini tertangkap pula di wajah para orangtua yang mengantar mereka. Demikian suasana di pendidikan anak usia dini PAUD Mekar Melati, Sukabumi. Anak-anak PAUD Mekar Melati beruntung karena telah mendapatkan layanan penting yang amenentukan masa depan mereka kelak. Lewat stimulasi yang tepat, seperti bermain dan bernyanyi, kemampuan berpikir, motorik, dan sosialisasi anak menjadi lebih berkembang. Menurut pengamatan Henhen, seorang fasilitator, guru-guru SD mulai menyadari perbedaan yang dibawa oleh PAUD. PAUD sekarang juga mulai berkoordinasi dengan Posyandu, agar anak dan orangtuanya dilayani oleh kader, petugas kesehatan dan bidan. “Dengan adanya layanan PAUD yang terintegrasi dengan posyandu, kasus gizi buruk telah menurun, “ ujar Ujam, Kepala Dinas Kesehatan Sukabumi. Di Indonesia, ragam layanan PAUD meliputi Tempat Penitipan Anak, Kelompok Belajar, Pos PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu, Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Quran, hingga Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal dan dirancang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Saat ini sebagian besar layanan PAUD masih berdiri sendiri-sendiri. Misalnya, TK atau Kelompok Bermain belum terintegrasi dengan program BKB dan Posyandu. Pada acara Dialog PAUD Nasional bulan Januari 2012 lalu, pemerintah sepakat mengembangkan sebuah sistem layanan PAUD nasional yang terpadu. Menurut pakar dan praktisi nasional PAUD, Professor Anna Alisjahbana yang merintis Taman Posyandu sejak tahun 2000, “Konsep Posyandu bertujuan untuk mengurangi kesenjangan perkembangan anak dalam hal kesehatan dan psikososial. Ke depannya diharapkan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak 0-6 tahun akan diperoleh di satu tempat, atau di beberapa lokasi namun terintegrasi.” Dengan pola integratif ini, Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk sejak tahun 2001, menargetkan 75 persen anak usia dini akan terlayani pada tahun 2015. Persoalan Akses, Kualitas dan Persepsi Masyarakat Pemerintah terus mengupayakan layanan PAUD yang terjangkau dan berkualitas terutama bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Saat ini, dari 32,4 juta anak Indonesia usia 0-6 tahun, masih kurang dari setengahnya terlayani. Sedangkan dari yang belum terlayani, sebagian besar berasal dari kelompok usia di bawah 3 tahun dan tersebar di daerah pedesaan. Tantangan pemerintah ke depan adalah bagaimana memastikan kelompok ini pun terlayani. Blue Print Rancangan Besar Program PAUD hingga 2025 yang di rilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2011, menyebutkan rendahnya kualitas dan kompetensi tenaga pendidik PAUD. Lebih dari 60% tenaga pendidik PAUD di Indonesia masih berijasah SMA atau dibawah D2. Untuk mengatasi hal ini pemerintah secara bertahap merencanakan peningkatan mutu pendidik PAUD melalui berbagai program beasiswa pendidikan, pelatihan dan pemagangan – yang membutuhkan dana tidak sedikit. Selain itu, banyak yang belum memahami pentingnya PAUD. Sebagian menganggap PAUD sebagai tempat bermain dan bernyanyi saja, sementara orangtua biasanya ingin anaknya pintar dengan cara cepat, misalnya mampu menghitung, membaca dan menulis sehingga lulus ujian masuk SD. Orangtua baru mendaftarkan anaknya ke TK saat anak menjelang umur 5 tahun. Padahal dalam rentang usia 3-6 tahun, bermain adalah cara belajar yang paling efektif untuk menstimulasi perkembangan bahasa, motorik, sosio-emosional, kognitif serta keterampilan komunikasi anak. Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini PPAUD Salah satu inisiatif pemerintah bagi perkembangan anak usia dini adalah Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini. Melalui kerjasama dengan Bank Dunia dan Pemerintah Kerajaan Belanda, program ini membantu memberikan layanan PAUD bagi masyarakat miskin sejak tahun 2006. Ditargetkan pada tahun 2013, PPAUD mampu menjangkau anak di desa, di 50 kabupaten. Program ini mengadopsi konsep pembangunan berbasis masyarakat agar sepenuhnya menjadi milik masyarakat dan berkesinambungan. Sebagai contoh, masyarakat memilih sendiri warganya untuk dilatih menjadi tenaga pendidik. Saat ini, tenaga pendidik telah menerima pelatihan dan pembinaan untuk menjaga mutu layanan. Sebuah Standar Nasional PAUD juga telah diterbitkan sebagai acuan bagi para penyedia dan pengelola dalam meningkatkan mutu layanan PAUD mereka. Program ini juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan, vitamin, pembiasaan hidup bersih sehat, serta pendidikan berbasis keluarga. Program selalu berupaya meningkatkan pemahaman dan peran serta orangtua, masyarakat, dan pemerintah daerah serta mengembangkan layanan bagi anak di bawah 3 tahun beserta orangtuanya. Sejak awal, program ini juga mensyaratkan komitmen dari Pemerintah Daerah untuk menjaga keberlangsungan layanan setelah program berakhir.
AcaraPengelepasan Tersebu Bertajuk”MASA DEPAN MILIK MEREKA YANG MENYIAPKAN HARI INI” Dalam Rangkaian tersebut,TK PGRI mutiara bangasaTahun ini melepasa 17 siswa-siswi dan mempersembahkan berbagai antraksi dan kemampuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan diantaranya Pembacaan Surat Pendek Al-Qur’an,
Masa depan guru PAUD tentu sangat cerah. Banyak yang mengira masa depan guru PAUD tidak terlihat atau suram. Padahal kenyataanya banyak guru PAUD yang sukses. Pertama kita harus ubah mindset bahwa guru PAUD itu di bawah TK. Salah besar. Guru PAUD adalah guru di semua kelompok usia anak didik sebelum memasuki jenjang sekolah dasar. Setelah kita tahu guru PAUD itu siapa, maka selanjutnya adalah ubah mindsetbahwa menjadi guru PAUD itu mudah. Siapa bilang? Menjadi guru PAUD itu penuh tantangan. Tidak hanya anak usia dini yang diberikan pendidikan, namun jua meliputi orangtua dan masyarakat sekitar. Mengapa? Karena trilogi pendidikan tidak hanya dimiliki oleh sekolah. Maka guru PAUD harus pandai-pandai bekerjasama dengan ketiga pihak ini. Selanjutnya adalah bagaimana masa depan guru PAUD? Ditinjau dari segi karir tentu guru PAUD memiliki jenjang karir sekalipun bekerja di lembaga swasta. Seorang guru RA bahkan ada yang sudah impassing atau setara dengan PNS digaji oleh pemerintah meskipun statusnya bukan PNS. Mereka juga bisa sertifikasi seperti PNS guru lainnya. Asalkan sudah pernah mengikuti PPG maka guru PAUD juga bisa memperoleh sertifikasi. baca jua Pengumpulan Data Penelitian Grounded di PAUD Bagi guru PAUD yang belum sertifikasi karena latar belakang pendidikan bukan S1 PAUD maka bisa juga memperoleh insentif jika sudah masuk ke dapodik. Oleh karena itu penting bagi guru PAUD yang baru saja meniti karir di lembaga PAUD maka pastikan lembaga mau mendaftarkan guru ke dapodik. Kenapa? karena ada beberapa lembaga yang tidak ingin masuk dapodik. Masa depan sering identik dengan gaji. Tak heran masih ada beberapa mahasiswa yang kuliah di jurusan PAUD tidak yakin dengan masa depannya nanti. Setelah lulus kuliah banting stir mencari pekerjaan lain yang mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan kuliahnya selama ini. Biasanya mereka akan mencari pekerjaan dengan latarbelakang background pendidikan semua jurusan. Nah disinilah peran dosen PAUD. Selain mengajar, mereka juga sebaiknya memberikan wejangan, informasi, semangat untuk mahasiswanya agar tidak menyepelekan jurusan ini. Berikan berbagai berita kesuksesan orang-orang yang berkecimpung di dunia PAUD, beasiswa dalam dan luar negeri, dan pilihan karir setelah lulus S1 PAUD nanti. Telah dibaca sebanyak 4,693 Jakarta Kemendikbud -- Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajukan usulan revisi dua peraturan terkait dengan standar nasional pendidikan untuk anak usia dini (PAUD) dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Ketua BSNP Kemendikbud, Abdul Mu`ti meny Ce site Web utilise les utilisons des cookies pour analyser le trafic du site Web et optimiser votre expérience du site. Lorsque vous acceptez notre utilisation des cookies, vos données seront agrégées avec toutes les autres données
OPERAANAK PG PAUD 2013 #5 merupakan acara yang dilaksanakan guna memenuhi tugas akhir mata kuliah yang diampu oleh Bapak Joko Pamungkas, M.Pd., yakni Estetika Koreografi Anak Usia Dini yang diperoleh Mahasiswa PG PAUD FIP UNY angkatan 2012 semester 3 sejumlah 120 Mahasiswa. Di mana Mahasiswa PG PAUD angkatan 2012 harus terjun
Suka anak-anak? Pas banget nih! Simak informasi kuliah di jurusan PG-PAUD hingga gaji per bulannya di artikel ini. — Kamu suka gemes nggak sih liat anak kecil? Apalagi jiwa ingin tahu anak kecil, kadang pertanyaannya ada-ada saja. Hihi. Nah, kalau kamu termasuk orang yang suka dengan anak-anak, ada lho, jurusan yang cocok buat kamu. Yup, jurusan PG-PAUD alias, Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini. Mengenal Jurusan PG-PAUD Pernah dengar nggak, kalau di balik bangsa yang maju ada pendidikan yang baik? Nah, pendidikan ini dimulai sejak sedini mungkin. Maka dari itu, peran dari lulusan Jurusan PG-PAUD ini sangat penting, lho. Jurusan PG-PAUD merupakan jurusan yang mendalami tata cara mengajar, melatih, membimbing, dan mendidik anak usia dini agar memiliki perkembangan wawasan, karakter, dan fisik yang baik. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, kamu dituntut untuk menguasai berbagai bidang ilmu. Kamu akan belajar mata kuliah antar disiplin seperti psikologi, bahasa, ilmu gizi, matematika, hingga olahraga. Dengan menguasai banyak bidang ilmu, kamu diharapkan bisa menjadi pengajar khusus anak usia dini yang profesional. Baca Juga Kupas Tuntas Jurusan PGSD, buat Kamu yang Mau Jadi Guru Dunia Kuliah Jurusan PG-PAUD “Gampang ah kuliah di PG-PAUD, cuma ngajarin anak nyanyi dan gambar aja kan?” Eits.. tidak semudah itu, Ferguso! Nyatanya, semua juga ada tantangannya. Sebagai calon guru PAUD, kamu memiliki tanggung jawab untuk memastikan tumbuh dan kembang anak selalu optimal di masa golden age-nya. “Hah, apa itu golden age?” Jadi, golden age adalah masa emas dalam perkembangan anak. Menurut Sigmund Freud, masa emas ini terjadi pada saat usia di bawah lima tahun karena memang, perkembangan anak di masa itu sedang meningkat pesat. Oleh karena itu lah, seorang guru PAUD diharapkan bisa membantu menunjang perkembangan anak. Adapun perkembangan anak yaitu, kecerdasan anak, kecerdasan emosi, sosial, dan fisik. Mata Kuliah Jurusan PG-PAUD Penasaran nggak sih seperti apa perkuliahan di jurusan PG-PAUD? Nah, selain mata kuliah yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini, kamu juga akan mendapatkan mata kuliah lainnya. Beberapa di antaranya untuk perkembangan anak, seperti Perkembangan Kemampuan Sosial dan Emosi Anak, Pengembangan Nilai, Moral, dan Agama anak, Neuroscience, Pendidikan Inklusif Anak, dan lain-lain. Tapi, ada juga lho, mata kuliah yang punya hubungan dengan dunia bermain, seperti Bermain dan Permainan, Kreativitas dan Keberbakatan, serta Alat Permainan Edukatif. Sementara itu, ada juga mata kuliah yang berhubungan dengan kesenian, seperti Seni Musik, Seni Rupa, dan Seni Tari. Mata kuliah yang nggak kalah penting lainnya adalah mata kuliah Pengembangan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini, untuk mengetahui strategi berkomunikasi dengan anak usia dini secara tepat. Keuntungan Masuk Jurusan PG-PAUD Kalau kamu suka dengan anak-anak, sudah pasti jurusan ini akan cocok buat kamu. Apalagi, jika ditambah ketertarikan dengan adanya minat di dunia pendidikan. Kamu bisa menjadi orang yang turut menentukan seperti apa generasi anak di masa depan. Terus apalagi keuntungannya? 1. Tenaga pengajar PAUD masih jarang Sebagian lembaga PAUD di Indonesia masih memiliki kendala dan masalah untuk mencari tenaga pendidik PAUD yang memenuhi kualifikasi. Maka dari itu, peluang kamu sangat besar untuk menjadi bagian dari tenaga pengajar berkualitas yang bisa mengajar anak usia dini dengan baik. 2. Bisa mendapatkan banyak ilmu dari berbagai bidang Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya guys, di jurusan ini kamu akan banyak belajar dari berbagai disiplin ilmu. Kamu nggak hanya akan belajar terkait dunia anak-anak dan cara mendidiknya saja, tetapi kamu juga bisa mendapatkan ilmu seperti psikologi anak, filsafat, ilmu seni, statistik, dan masih banyak lagi. 3. Ilmunya bermanfaat di masa depan Semua ilmu yang kamu dapatkan di bangku kuliah juga bisa kamu manfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari di masa depan, lho. Contohnya nih, kamu bisa mengaplikasikan ilmu parenting yang kamu dapatkan untuk mendidik anak sendiri kelak. Berguna banget kan? Kampus dengan Jurusan PG-PAUD Berikut ini daftar kampus yang memiliki jurusan PG-PAUD terakreditasi A di Indonesia. Universitas Pendidikan Indonesia UPI Universitas Sriwijaya Unsri Universitas Negeri Jakarta UNJ Universitas Negeri Yogyakarta UNY Universitas Negeri Surabaya Baca Juga Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Jadi Guru Anak Berkebutuhan Khusus Prospek Kerja Jurusan PG-PAUD Lulus dari jurusan PG-PAUD, kamu akan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Lalu, sudah pasti kamu bisa langsung mendaftarkan diri ke lembaga pendidikan yang memiliki program Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Kamu sudah resmi menjadi guru! Yeay. Akan tetapi, kamu juga bisa menjalani profesi lain seperti Dosen Wirausaha Tutor Guru TK “Berapa sih gaji guru PAUD?” Well, gaji setiap orang bisa berbeda-beda. Terlebih, setiap lembaga pendidikan memiliki acuannya sendiri saat memberikan gaji. So, kamu bisa mencari informasi lengkapnya di masing-masing lembaga ya. Meski demikian, profesi guru masih worth to try! — Itulah ulasan jurusan PG-PAUD, teman-teman. Apakah kamu sudah menentukan mau masuk jurusan apa nanti saat kuliah? Semangat terus ya. Pastikan akademismu tidak tertinggal dengan belajar bareng ruangbelajar. Ada ribuan materi pelajaran yang dikemas dengan video interaktif. Semakin mudah dan menyenangkan! Referensi Gaji Guru Paud Swasta / Honorer Beserta Syarat & Tugasnya [daring]. Tautan diakses 25 Agustus 2022 Jurusan PG PAUD adalah Pilihan yang Tepat [daring]. Tautan diakses 25 Agustus 2022 5 PTN dengan Jurusan Kuliah PAUD Terakreditasi A [daring]. Tautan diakses 25 Agustus 2022 PGPAUD [daring]. Tautan Diakses 12 Oktober 2022
lembagaPAUD Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan sudah baik yaitu (75%). Pelaksanaan program parenting yang dilakukan oleh guru, dari keenam materi tersebut maka pelaksanaan program parenting di lembaga PAUD Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan sudah baik yaitu (72%). Pelaksanaan program parenting yang dilakukan oleh orangtua, dari
Pandemi covid 19 menjadikan semua jenjang pendidikan termasuk PAUD menghentikan kegiatan pembelajaran secara tatap muka dan berganti dengan sistem daring. Hal ini menimbulkan kekagetan budaya dan kendala dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap tipikal kendala mengajar guru PAUD saat pandemi covid 19 dan implikasinya pada kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data penelitian diperoleh secara online menggunakan media google form. Sampel dalam penelitian ini adalah 645 guru yang berada di wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa pandemi covid 19 berada pada empat indikator yaitu kendala komunikasi, metode pembelajaran,materi dan biaya serta penggunaan teknologi dengan kecenderungan prosentase yang tinggi berada pada kategori sering dan kadang-kadang. Tentunya perlu solusi untuk mengatasi masalah ini supaya tidak berdampak secara sistemik serta supaya guru PAUD lebih siap menerapkan kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 334 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 Volume 5 Issue 1 2021 Pages 334-345 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini ISSN 2549-8959 Online 2356-1327 Print Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya Mubiar Agustin1  ,Ryan Dwi Puspita2 ,Dinar Nurinten3, Heni Nafiqoh4 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Pendidikan Indonesia1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Siliwangi2,4 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Islam Bandung3 DOI Abstrak Pandemi covid 19 menjadikan semua jenjang pendidikan termasuk PAUD menghentikan kegiatan pembelajaran secara tatap muka dan berganti dengan sistem daring. Hal ini menimbulkan kekagetan budaya dan kendala dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap tipikal kendala mengajar guru PAUD saat pandemi covid 19 dan implikasinya pada kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data penelitian diperoleh secara online menggunakan media google form. Sampel dalam penelitian ini adalah 645 guru yang berada di wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa pandemi covid 19 berada pada empat indikator yaitu kendala komunikasi, metode pembelajaran,materi dan biaya serta penggunaan teknologi dengan kecenderungan prosentase yang tinggi berada pada kategori sering dan kadang-kadang. Tentunya perlu solusi untuk mengatasi masalah ini supaya tidak berdampak secara sistemik serta supaya guru PAUD lebih siap menerapkan kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. Kata Kunci guru paud; covid 19; new normal. Abstract Pandemi covid 19 made all levels of education including Paud stopping learning activities face-to-face and changing with online systems. This raises the shock of culture and obstacles in the learning process. The aim of this research is to uncover the typical constraints of teaching PAUD's as a covid 19 pandemic and its implications on learning activities based on new normal concepts. The method used in this research is the survey method. Research data is obtained online using google form media. The samples in this study were 645 teachers in the West Java region. The results showed that teaching constraints experienced by Paud teachers at the time of covid 19 pandemic were on four indicators communication constraints, learning methods, materials and costs as well as the use of technology with high tendency of percentage are in frequent and sometimes categories. It certainly needs a solution to solve this problem so as not to have systemic impact and so PAUD teachers better ready to implement a new normal concept-based learning activities. Keywords paud teachers; covid 19; new normal. Copyright c 2020 Mubiar Agustin, Ryan Dwi Puspita ,Dinar Nurinten, Heni Nafiqoh  Corresponding author Email Address mubiar Jalan Setia Budi No 229, Bandung, Jawa Barat Received 9 June 2020, Accepted 17 June2020, Published 20 June 2020 Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 335 PENDAHULUAN Pandemi covid 19 yang terjadi di hampir seluruh belahan dunia membawa dampak yang cukup serius. Bukan hanya ekonomi, kesehatan dan juga keamanan yang terkena langsung dampaknya, kegiatan pendidikan juga terkena dampaknya langsung. Di seluruh negara terdampak covid 19 tidak terkecuali di Indonesia, semua jenjang pendidikan menghentikan kegiatan pembelajaran secara tatap muka dan berganti dengan sistem daring atau belajar jarak jauh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2020. Akibatnya terjadi perubahan yang sangat tiba-tiba dan tidak sedikit menimbulkan kekagetan budaya, baik pada guru juga pada anak didik. Kekagetan budaya ini salah satunya berdampak kepada terganggunya sistem penyesuaian sosial dalam pembelajaran, terganggunya motivasi berprestasi, dan interaksi pembelajaran menjadi tidak optimal Agustin, 2011, Ernofalina, 2017, Pramudiana & Setyorini, 2019. Padahal kegiatan pembelajaran yang kondusif adalah kegiatan yang membentuk suasana interaksi yang menyenangkan, mendorong anak untuk mencoba, terjadi dialog tanpa batas, dan anak didik mendapatkan kesempatan yang luas untuk mengekspresikan diri dalam melejitkan potensi diri yang mereka miliki Agustin, Setiyadi, & Puspita, 2020. Lebih jauh pembelajaran yang efektif akan membekali anak dengan pengalaman-pengalaman menyenangkan dan bermakna yang akan mengendap dalam pikiran anak sepanjang masa sebab belajar yang baik pada dasarnya adalah pembelajaran yang memebrikan anak pengalaman yang menantang, kreatif dan konstruktif yang tujuan akhirnya adalah membantu anak untuk dapat memecahkan masalah dimasa yang akan datang Daulae, 2014. Pembelajaran yang kondusif tersebut menjadi sulit tercapai pada masa pandemi covid 19 ini sebab guru sebagai aktor utama dalam pembelajaran kesulitan dan mengalami banyak kendala untuk menciptakan situasi pembelajaran yang positif. Proses belajar mengajar tidak terlepas dari strategi, metode dan media yang digunakan guru Panjaitan, Yetti, & Nurani, 2020. Pembelajaran positif merupakan realisasi dari aksi guru untuk unjuk profesionalisme dengan berbasis kepada pengalaman dan praktek yang mereka lakukan dan miliki, jika ini terkendala maka akan sulit diperoleh peningkatan mutu pembelajaran apalagi jika unsur-unsur interaksi pedagogik dalam pembelajaran ikut memudar Gore et al., 2017, Ronkainen, Kuusisto, & Tirri, 2019. Apalagi pada kegiatan pembelajaran anak usia dini di PAUD pembelajaran yang berkualitas akan sulit tercapai sebab pembelajaran di PAUD menuntut guru untuk lebih dekat baik secara psikologis juga secara fisik sebab adegan pembelajaran untuk anak usia dini lebih bersifat non formal, dilakukan melalui kegiatan dengan banyak aktivitas bermain dan tidak memiliki target capaian prestasi yang bersifat akademik akan tetapi optimalisasi perkembangansehingga guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan aman bagi anak Maiza & Nurhafizah, 2019. Tidak dapat terbantahkan bahwa peran guru dalam pembelajaran memegang posisi yang sangat penting, strategis dan bahkan menjadi kunci untuk mencapai pembelajaran yang bermutu dan efektif. Terkait dengan perilaku mengajar yang efektif ini adalah menyampaikan pembelajaran dengan terpusat pada anak, terjadi interaksi yang mendidik antara guru dengan anak didik, tercipta suasana yang demokratis, terdapat variasi metode mengajar, gurunya profesional, ada bahan ajar yang berguna dan sesuai dengan perkembangan anak, lingkungan yang aman dan nyaman serta ditunjang oleh sarana karena sifat dari pembelajaran efektif adalah yang menekan peserta didik secara aktif Yusuf, 2017. Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif maka guru sebagai tokoh utama dalam pembelajaran diwajibkan menjadi guru yang efektif pula, yaitu guru yang menggunakan waktu mengajar secara maksimal, menyampakan materi dengan metode yang bervariasi, memantau proram dan kemajuan melalui penilaian peserta didik, merancang kesemparan belajar bagi peserta didik untuk menerapkan pengalaman belajar,bersedia Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 336 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx mengulang materi ketika anak belum memahaminya, menetapkan target belajar untuk setiap anak Setyosari, 2017. Selain kesulitan untuk menciptakan situasi pembelajaran yang efektif, dampak covid 19 juga menciptakan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran anak tidak terjadi secara utuh sebab antara guru dengan anak terjadi jarak, jika ada interaksi secara online juga guru dan anak tidak bisa menjalin komunikasi pembelajaran secara optimal, padahal tatap muka dalam kegiatan pembelajaran apalagi pada kegiatan pembelajaran di PAUD memiliki nilai peran yang sangat subtantif dalam membantu anak didik mencapai kesuksesan dalam belajar Duta, Panisoara, & Panisoara, 2015, Khan, Khan, Zia-Ul-Islam, & Khan, 2017. Dengan kegiatan bertatap muka akan membuka jendela pikiran yang lebih jernih, kendali diri yang lebih terarah, dan kondisi emosi yang lebih stabil sehingga anak akan menjadi pribadi yang sehat baik secara fisik, psikologis bahkan secara spiritual. Namun dalam hal ini juga guru harus mengenal, memahami dan mampu menggunakan teknologi Rohita, 2020 terutama aplikasi dalam pembelajaran online untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masa covid 19. Kegiatan pembelajaran yang menyajikan tatap muka antara guru-anak didik juga turut membangkitkan motivasi belajar pada anak yang lebih tinggi, mereduksi kecemasan dan stres serta dapat menimbulkan rasa percaya diri oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian Purwanto et al., 2020 dengan adanya pembelajaran online anak-anak jadi tidak bisa menyerap dengan baik materi yang disampaikan oleh guru, anak-anak tidak dapat beerinteraksi dan bermain bersama teman-temannya sehingga mereka mudah setress. Kendala-kendala yang dihadapi guru PAUD dalam mengajar selama masa covid 19 perlu mendapatkan tanggapan yang serius dan ditindak lanjut dalam bentuk kajian ilmiah supaya diperoleh data yang valid, realiabel dan dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi dalam jangka waktu dekat akan diterapkan era normal baru dalam pembelajaran yang menuntut kecermatan, penerapan prosedur ketat dan juga kehati-hatian dalam penerapannya sebab akan digelar kegiatan pembelajaran ditengah-tengah pandemi yang masih mewabah. Berdasarkan beberapa argumen yang diapaparkan di atas maka penelitian ini memfokuskan kajian tentang tipikal kendala guru PAUD dalam mengajar masa pendemi covid 19 dan implikasinya pada kesiapan pembelajaran era normal baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap tipikal kendala mengajar guru PAUD saat pandemi covid 19 dan implikasinya pada kegiatan pembelajaran berbasis konsep normal baru. METODOLOGI Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantiaitif dengan metode yang digunakan adalah survey dengan mendeskripsikan secara kuantitatif kecenderungan-kecenderungan perilaku dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut Creswell, 2017. Dalam penelitian ini perilaku-perilaku yang dimaksud adalah terkait dengan tipikal kendala mengajar yang dialami guru PAUD saat masa pandemi covid 19. Data penelitian diperoleh secara online menggunakan media google form. Dalam penelitian ini jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 645 guru yang terdiri dari 620 orang guru dengan jenis kelamin perempuan dan 25 orang berjenis kelamin laki-laki yang berada di wilayah Jawa Barat. Adapun sebarannya adalah 66,7 % guru mengajar pada Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, 22,5 % mengajar di Taman Kanak-kanak TK dan 11,8 % mengajar di Raudhatul Athfal RA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang kendala mengajar guru PAUD yang dibagi menjadi 4 indikator yaitu dengan 1 indikator Kendala Komunikasi dengan pernyataan nomer 1 sd 9, 2 indikator Kendala Metode Pembelajaran dengan pernyataan nomer 10-12, 3 indikator Kendala Materi dengan pernyataan nomer 13-16, dan 4 indikator Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi dengan pernyataan nomer 17-20. Jumlah pernyataan yang diajukan dalam angket ini 20 pernyataan dengan alternatif jawaban menggunakan skala likert Sangat Sering, Sering, Kadang-kadang, Pernah, Tidak Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 337 pernah. Pengolahan data menggunakan sistem yang secara langsung menghasilkan deskripsi data berdasarkan pernyataan-pernyataan yang dijawab oleh responden. Adapun tahapan-tahapan penelitiannya dijelaskan pada gambar 1 di bawah ini. Gambar 1 Tahapan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang akan diuraikan mencakup 4 indikator yaitu 1 indikator Kendala Komunikasi dengan pernyataan nomer 1 sd 9, 2 indikator Kendala Metode Pembelajaran dengan pernyataan nomer 10-12, 3 indikator Kendala Materi dengan pernyataan nomer 13-16, dan 4 indikator Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi dengan pernyataan nomer 17-20. Hasil penelitian pada indikator Kendala Komunikasi menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 1 berikut ini . Tabel 1 Kendala Komunikasi Sulit untuk menemukan kesamaan pemikiran dengan orang tua tentang tujuan belajar anak terkait target yang harus dicapai Banyak tuntutan dari orang tua yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan anak Orang tua tidak memberikan informasi yang sebenarnya terjadi tentang kegiatan anak di rumah Terjadi kesulitan berkoordinasi dengan teman sejawat dalam membuat keputusan salah satunya karena kendala keterbatasan akses internet Tidak menemukan kesepakatan waktu dengan orang tua untuk mendiskusikan tentang belajar anak di rumah Orang tua sulit dihubungi misalnya via telepon atau WA Kesulitan berinteraksi secara langsung dengan anak melalui media online Kesulitan berkomunikasi dengan orang tua dan anak karena tidak memiliki alat komunikasi HP/Laptop Kesulitan membangkitkan semangat belajar anak Hasil penelitian terkait indikator Kendala Metode Pembelajaran menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 2 berikut ini. Analisis Kebutuhan Lapangan Pembuatan Instrumen Penelitian/Pembuatan Google Form Pengumpulan Data melalui Google Form Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 338 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx Tabel 2 Kendala Metode Pembelajaran Kendala Metode Pembelajaran Bingung menentukan metode mengajar yang tepat Kesulitan membuat perencanaan pembelajaran Bingung menentukan media pembelajaran yang relevan Hasil penelitian terkait indikator Kendala Materi Pembelajaran menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Kendala Materi Pembelajaran Kendala Materi Pembelajaran Bingung menentukan kegiatan/materi belajar yang tepat Kesulitan mendeskripsikan penilaian perkembangan anak Kesulitan memperoleh pedoman pembelajaran untuk PAUD selama pandemi Covid 19 Hasil penelitian terkait indikator Kendala Biaya dan Penggunaan Teknologi menunjukkan hasil sebagaimana tertuang pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4 Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi Kesulitan dalam menggunakan media untuk belajar secara online Keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet Kesulitan untuk memiliki alat mengajar secara online HP dan atau Laptop Terkendala jaringan/akses internet Corona melanda dunia, semua sektor terhenti sejenak dan tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara normal, begitu pula dengan pembelajaran dan proses mengajar guru anak usia dini, semua guru dituntut mampu melakukan dan menyampaikan pembelajaran jarak jauh padahal hal tersebut merupakan sesuatu yang baru dan bahkan belum pernah dilakukan maka timbullah berbagai permasalahan yang dihadapi guru anak usia dini, hal ini disampaikan Zaharah & Kirilova, 2020, Obstacles to implementing this E-Learning certainly exist, for example, internet networks are not met, students are not used to, teachers, and even parents as a companion studying at home to do online learning. This is certainly a normal thing because it has not become a habit for students and teachers to implement KBM in the future, a process that requires better learning outcomes. Maka berikut hasil analisis hasil penelitian kendala guru anak usia dini mengajar saat pandemi corona. Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 339 Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan indikator kendala komunikasi tampak bahwa guru-guru PAUD selama pandemi covid 19 mengalami kendala pada kategori sering dan kadang-kadang dengan prosentase yang tinggi hampir pada semua pernyataan yang diajukan yaitu dari mulai sulit untuk menemukan kesamaan pemikiran dengan orang tua tentang tujuan belajar anak terkait target yang harus dicapai, banyak tuntutan dari orang tua yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan anak, terjadi kesulitan berkoordinasi dengan teman sejawat dalam membuat keputusan salah satunya karena kendala keterbatasan akses internet sampai dengan kesulitan membangkitkan semangat belajar anak bahkan pada pernyataan terkait dengan kendala berupa Orang tua tidak memberikan informasi yang sebenarnya terjadi tentang kegiatan anak di rumah, kesulitan berinteraksi secara langsung dengan anak melalui media online dan kesulitan berkomunikasi dengan orang tua dan anak karena tidak memiliki alat komunikasi HP/Laptop berada pada prosentase sangat sering. Fakta ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Duta et al., 2015, Awang & Daud, 2015 yang menandaskan bahwa komunikasi merupakan variabel penting dalam interaksi pembelajaran dan berhubungan langsung dengan tujuan pembelajaran supaya tercapai secara efektif. Jika komunikasi terhambat, maka kegiatan pembelajaran juga akan terganggu sebab pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi guru dengan anak didik yang harus bersifat setara. Jika tidak terjadi kesetaraan, maka akan ada satu pihak yang tidak mendapatkan keuntungan. Ketidaksetaraan tersebut diantaranya terkendala karena wabah covid 19 yang menyebabkan kualitas komunikasi dalam pembelajaran antara guru dengan anak di PAUD tidak tercapai secara optimal. Keefektifan komunikasi yaitu dimana seorang guru dapat menyampaiakan pesan atau materinya kepada peserta didik, dan peserta didik dapat memahami materi yang disampikan sebagaimana pemahaman guru tersebut, sehingga pembelajaran bermakna dapat terbangun melalui komunikasi guru dan peserta didik yang baik Wisman, 2017. Setidaknya ada tiga unsur yang perlu diperhatikan dalam suatu komunikasi pembelajaran yang efektif. Unsur pertama komunikator, dua isi pernyataan atau pesan dan tiga komunikan atau rekan komunikasi. Dalam kegiatan pembelajaran ketiga unsur ini menjadi sesuatu yang penting apalagi pada kegiatan pembelajaran anak usia dini. Interaksi pembelajaran seyoginya terjadi secara menyenangkan, bermakna, menginspirasi dan membantu anak membangun gagasan sebab anak sedang pada pada masa yang senang mengekplorasi lingkungan dan aktif mencari pengalaman-pengalaman baru Nurihsan & Agustin, 2011. Pendek kata, kendala komunikasi dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini pada masa pandemi covid 19 turut mengganggu iklim belajar anak usia dini dan itu akan turut berpengaruh pada area-area perkembangan anak usia dini secara keseluruhan. Hal ini dipengaruhi juga oleh pola asuh orang tua, pendidikan orang tua dan lingkungan sekitar Pramudyani, 2020, Agustin, Djoehaeni, & Dwi Puspita, 2020. Orang tua juga membantu guru untuk mengerjakan tugas-tugas kegiatan pengembangan di rumah Kurniati, Nur Alfaeni, & Andriani, 2020. Komunikasi tidak terbangun dengan baik antara guru dan anakpun dikarenakan orang tua terutama orang tua yang berada didaerah merasakan keberatan jika harus menambah pengeluaran untuk pembelian kuota internet pembelajaran, berdasarkan penelitian, Purwanto et al., 2020, kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internetvdan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Terkait dengan kendala metode pembelajaran tampak bahwa guru PAUD mengalami kebingungan menentukan metode mengajar yang tepat pada masa pandemi covid 19, mereka juga terkendala dalam membuat perencanaan pembelajaran dan kebingungan menentukan media pembelajaran yang tepat untuk belajar anak usia dini pada masa pandemi covid 19 ini. Pada ketiga pernyataan tersebut prosentase yang besar berada Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 340 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx pada kategori sering dan kadang-kadang. Artinya guru-guru PAUD pada masa pandemi covid 19 ini memang mengalami kendala pada pemilihan dan penentuan metode pembelajaran untuk anak. Padahal metode pembelajaran dalam kegiatan belajar anak usia dini memegang peranan yang sangat penting. lebih lanjut, seorang guru di PAUD harus mampu dan paham dalam menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan bermakna. Hal tersebut diharapkan agar peserta didik dapat memahami pembelajaran yang dilakukannya lebih baik dan berbekas lama diri anak didik. Solehuddin, 2018 menegaskan tentang perlunya penerapan metode pembelajaran anak usia dini yang seyogianya dilakukan guru PAUD yaitu mendorong anak supaya aktif dalam melakukan kegiatan terutama bermain dalam situasi yang menyenangkan, terutama melalui projek atau pusat belajar, kegiatan pembelajaran dibangun berdasarkan pengalaman dan minat anak, mendorong terjadinya komunikasi saat belajar baik secara individual atau pun kelompok, guru mendorong anak untuk berani mengambil resiko dan belajar dari kesalahan, memperhatikan variasi dan dinamika perkembangan anak serta metode pembelajaran yang dilakukan bersifat fleksibel. Bermain menjadi metode utama pembelajaran anak usia dini. Pandemi covid 19 salah satunya menyebabkan anak-anak kehilangan kesempatan bermain bersama dengan teman-temannya yang lain juga gurunya di sekolah padahal bermain memegang peranan penting. Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, namun mengasyikan. Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaannya terwujud. Bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan, bukan karena akan memperoleh hadiah atau pujian. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa anak adalah pembangun teori yang aktif. Bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya. Bermain adalah medium, di mana anak mencobakan diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar nyata secara aktif. Bila anak bermain secara bebas, sesuai kemauan maupun sesuai kecepatannya sendiri, maka ia melatih kemampuannya. Solehuddin, 2018. Maka Armstrong, 2006 menggambarkan tentang pentingnya menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut adanya kegiatan bermain tanpa akhir, jam sekolah sangat singkat, ada waktu untuk anak tidur siang, pembelajaran informal sepanjang waktu, adanya keterlibatan orang tua di sekolah, kebanyakan waktu dipakai untuk bergerak dan belajar, pendokumentasian pengalaman anak dan apa yang mereka temukan tentang dunia, jiwa dan alam mereka, program bersifat terpusat pada anak, tidak ada alat berteknologi tinggi bahkan sebaliknya pengalaman multiinderawi ditekankan, banyak waktu bermain tidak terstruktur, ada banyak peluang untuk kegiatan spontan, bermanfaat dan menyenangkan, menghargai integritas, keutuhan, dan kebijakan anak kecil dan memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri. Hasil penelitian terkait kendala materi pembelajaran menunjukkan bahwa guru PAUD saat pandemi covid 19 sebagian besar mengalami kendala dalam hal menentukan kegiatan/materi belajar yang tepat, mendeskripsikan penilaian perkembangan anak dan juga mengalami kesulitan dalam memperoleh pedoman pembelajaran untuk PAUD selama pandemi Covid 19. Pada pernyataan-pernyataan tersebut prosentasenya berada pada kategori sering dan kadang-kadang. Kegiatan perencanaan pembelajaran tentunya bagian yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini. Apalagi kegiatan pembelajaran di PAUD bersifat tematik dan terintegratif sehingga dituntut kejelian, keseriusan dan juga kreativitas guru dalam melakukannya. Pembelajaran tematik merupakan adalah pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok tentang anak dan lingkungannya berdasarkan kebutuhan mereka, yang mengintegrasikan bidang-bidang pengembangan atau area kurikulum yang mencakup berbagai bidang kajian ilmu. Menurut Apriyanti, 2017 keutamaan dari pembelajaran tematik adalah pengalaman dan pengajaran sesuai dengan perkembangan anak, menyenngkan, bermakna dan mengasah keterampilan sosial anak. Memadukan ide-ide Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 341 sentral/ ide-ide pokok tentang anak dan lingkungannya melalui proses eksplorasi yang dimulai dari hal-hal yang familier menuju yang lebih jauh, dari hal kongkrit menuju abstrak, dari yang mudah menuju yang sulit. Dalam proses inilah terjadi keaktifan yang bukan hanya melibatkan anak, akan tetapi melibatkan guru dan anak. Dalam konteks pembelajaran terpusat pada anak dan juga terintegrasi anak berkembang secara holistik menyeluruh antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan lainnya. Aspek perkembangan yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya. Implikasinya Kurikulum PAUD dan SD harus mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan anak yaitu kurikulum terpadu. Pada masa pandemi covid 19 tentunya guru PAUD akan mengalami kendala untuk menerapkan prosedur baku pembelajaran terpadu apalagi mereka juga terkendala dalam menerapakan kegiatan penilaian perkembangan anak. Penilaian perkembangan anak usia dini tentunya berbeda dengan penilaian pembelajaran pada jenjang yang berada di atasnya. Penilaian perkembangan anak usia dini lebih menggunakan penilaian yang bersifat alternatif, deskriptif dan menuntut guru untuk lebih banyak melakukan kegiatan observasi dan wawancara untuk melakukannya. Berbeda dengan penilaian mata pelajaran yang bersifat pencil and paper test. Penilaian perkembangan menjadi salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan anak usia dini. Kegiatan penilaian perkembangan anak merupakan usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran. Artinya penilaian perkembangan anak memberikan kontribusi kepada guru dalam mengidentifikasi selain perkembangan juga permasalahan yang dihadapi anak agar dapat dipertimbangkan keputusan yang tepat pada proses selanjutnya. Pada sisi yang lain, kegiatan penilaian perkembangan anak dapat dijadikan sebagai salah satu cara membantu pendidik dalam memantau proses, kemajuan, dan perbaikan pembelajaran anak secara berkesinambungan sehingga dapat memberikan umpan balik bagi pendidik dalam menyempurnakan proses dan produk pembelajaran. Penilaian perkembangan PAUD mencakup seluruh aspek perkembangan anak. Aspek yang dinilai pendidik mencakup semua program pengembangan yang ada dalam kompetensi dasar yakni kompetensi sikap religius, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan anak. Menurut Lina et al., 2019 penilaian pada pembelajaran anak usia dinimelalui pengamatan dan interaksi anak dengan temannya sehingga guru dapat mengenali kemampuan yang dimiliki anak dan guru dapat pula mengetahui cara mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dengan demikian, kegiatan penilaian perkembangan anak usia dini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam serangkaian program pembelajaran secara keseluruhan sehingga perlu ada panduan dalam bentuk buku yang komprehensif tapi praktis yang dapat dijadikan salah satu acuan bagi pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan penilaian perkembangan anak sehingga dapat tercapai perkembangan anak secara optimal dan dapat membantu pendidik dalam mengatasi berbagai permasalahan anak dengan tepat dan bermakna Wahyudin & Agustin, 2011. Guru PAUD juga terkendala dalam memperoleh pedoman pembelajaran jarak jauh saat pandemi covid 19 yang berakibat kegiatan mengajar dirasakan tidak mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal. Padahal pedoman pembelajaran merupakan rambu-rambu yang banyak membantu kegiatan pembelajaran apalagi di PAUD dimana kegiatan pembelajaran dituntut untuk lebih interaktif, kreatif, bermakna dan menyenangkan Agustin, 2018. Maka dalam pembelajaran di tengah pandemi corona sebaiknya guru banyak melibatkan orang tua dalam menyampaikan materi maupun penggunaan metode pembalajaran yang sesuai dengan perkembangan anak, sesuai dengan reserch Lewis et al., 2011, The five main teaching practices and strategies to engage parents are practicing parent Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 342 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx outreach, establishing relationships with the parents, creating a positive classroom climate, teaching to involve parents, and making the community school connection, melibatkan orang tua dalam pembelajaran anak sehingga iklim kondusif dan pembelajaran bermakna dapat terwujud. Hasil penelitian terkait dengan kendala biaya dan penggunaan teknologi pada semua pernyataan menunjukkan prosentase yang tinggi pada kriteria sangat sering dan sering yaitu pada pernyataan kesulitan dalam menggunakan media untuk belajar secara online, keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet, kesulitan untuk memiliki alat mengajar secara online HP dan atau Laptop, dan terkendala jaringan/akses internet. Padahal pembelajaran yang berkualitas tercermin dari kemungkinan anak didik dapat dengan mudah mengaskes bahan, media dan lingkungan belajar secara bebas yang melibatkan berbagai aspek perkembangan mereka, dalam konteks anak usia dini melibatkan perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial, emosi, seni dan juga moral/agama. Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi pada beberapa kajian juga turut berkontribusi terhadap hasil belajar anak sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi selain menjadi alat juga menjadi fasilitator efektivitas pembelajaran Ismaniati, 2013, Harun, 2015. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tuntutan pasca pandemi covid 19 kegiatan pembelajaran akan menekankan pada penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi sebagai bagian dari upaya melakukan penyesuaian dengan lingkungan belajar. Itu yang disebut sebagai masa distrupsi yang minimal menutut tigal hal kesiapan untuk melakukan penyesuaian, kesiapan untuk berubah dan kesiapan untuk berkompetisi Kasali, 2017, Warsita, 2018. Hasil penelitian menunjukkan realitas bahwa guru-guru PAUD turut terbebani secara finansial dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh berbasis internet. Mereka juga tidak semuanya memiliki perangkat yang dapat membantu mempermudah pembelajaran jarak jauh seperti laptop dan HP. Kondisi itupun terjadi pada orang tua anak sehingga pembelajaran secara jarak jauh terkendala secara biaya dan penggunaan teknologi. Padahal seorang guru diharapkan memahami dan menfasilitasi aspek tugas perkembangan peserta didiknya baik secara kognitif, afektif, psikomotor, sosial, emosional, dan spiritualnya sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang holistik dan efektif. Kendala ini perlu solusi yang segera, apalagi jika pemerintah benar-benar akan segera menerapkan kehidupan normal baru yaitu bentuk trasformasi kehidupan baru dengan perilaku baru pada saat pandemi masih mewabah sampai benar-benar ditemukan vaksin yang akurat untuk mengatasi covid 19. implikasinya dalam kegiatan pembelajaran di PAUD akan menuntut perlunya penyesuaian dalam berbagai hal termasuk prosedur-prosedur pembelajaran di PAUD perlu edukasi, simulasi dan pelatihan yang memerlukan pemahaman yang utuh, sama dan simultan supaya mendapatkan hasil yang optimal. Strategi pendidik anak usia dini era covid-19 yaitu pelibatan orang tua pada stimulasi perkembangan anak usia dini. Guru PAUD di sekolah melakukan dua tugas pokok sebagai guru yaitu perencana dan penilai hasil perkembangan anak usia dini sementara pendidik PAUD di rumah orang tua berfungsi sebagai pelaksana pembelajaran dengan memanfaatkan strategi diskusi percapakan/tanya jawab dan keteladanan Hewi & Asnawati, 2020. Pemerintah juga dituntut untuk memperhatikan kecemasan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang disampaikan dari rumah karena ini merupakan hal yang tidak biasa dan bahkan menjhadi hal yang luar biasa bagi guru di daerah untuk melakukan pengajaran dari urmah terhadap anak didiknya, Further studies should be conducted that focus on the effectiveness of social media for communication purposes amid the health crisis and an in-depth investigation should be made that examines the effects of the pandemic to the emotional and mental well-being of the Filipino teachers including the population of the student community Talidong & Toquero, 2020. Karena guru adalah garda terdepan dalam dunia pendidikan. Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 343 SIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala mengajar yang dialami guru PAUD pada masa pandemi covid 19 mencakup empat indikator yaitu indikator yaitu 1 indikator Kendala Komunikasi 2 indikator Kendala Metode Pembelajaran 3 indikator Kendala Materi dan 4 indikator Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua indikator mengalami kendala mengajar dengan prosentatase yang tinggi pada kriteria sering dan kadang-kadang bahkan pada indikator Kendala Biaya & Penggunaan Teknologi prosentase yang tinggi berada pada kriteria sering dan sangat sering yaitu meliputi pada pernyataan kesulitan dalam menggunakan media untuk belajar secara online, keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet, kesulitan untuk memiliki alat mengajar secara online HP dan atau Laptop, dan terkendala jaringan/akses internet. Pemerintah perlu menerapkan strategi yang akurat dan matang pada saat penerapan pembelajaran era normal baru dari mulai persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi jangan sampai anak-anak didik menjadi korban tahap berikutnya dari keganasan covid 19. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada dewan editor dan redaksi Jurnal Obsesi yang telah berkenan untuk menerbitkan artikel ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada guru-guru PAUD/TK/RA yang telah bersedia menjadi responden dan membantu kelancaran penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Agustin, M. 2011. Permasalahan belajar dan inovasi pembelajaran. Bandung Refika Aditama. Agustin, M. 2018. Mengajar yang Menyenangkan dan Bermakna Bagi Anak. Bandung CV Edenia Ciptawira Mandiri. Agustin, M., Djoehaeni, H., & Dwi Puspita, R. 2020. Observational Analysis of Violence On Children and the Implications for Parenting Program Development. Pacific Early Childhood Education Research Association, 142, 195–214. Agustin, M., Setiyadi, R., & Puspita, R. D. 2020. Burnout Profile of Elementary School Teacher Education Students Estes Factors and Implication of Guidance and Counseling Services. PrimaryEdu - Journal of Primary Education, 41, 38. Apriyanti, H. 2017. Pemahaman Guru Pendidikan Anak Usia Dini Terhadap Perencanaan Pembelajaran Tematik. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 12, 111. Armstrong, M. 2006. A handbook of human resource management practice. Kogan Page Publishers. Awang, H., & Daud, Z. 2015. Improving a Communication Skill Through the Learning Approach Towards the Environment of Engineering Classroom. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 195, 480–486. Creswell, J. W., & Creswell, J. D. 2017. Research design Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications. Daulae, T. H. 2014. Menciptakan Pembelajaran yang Efektif. Forum Pedagogik, 0602, 134. Duta, N., Panisoara, G., & Panisoara, 2015. The Effective Communication in Teaching. Diagnostic Study Regarding the Academic Learning Motivation to Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 186, 1007–1012. Ernofalina, E. 2017. Culture Shocks Experienced by Indonesian Students Studying Overseas. International Journal of Educational Best Practices, 12, 87. Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI 344 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, xx, xxxx Gore, J., Lloyd, A., Smith, M., Bowe, J., Ellis, H., & Lubans, D. 2017. Effects of professional development on the quality of teaching Results from a randomised controlled trial of Quality Teaching Rounds. Teaching and Teacher Education, 68, 99–113. Harun, I. 2015. Efektifitas Penggunaan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, 12, 175–190. Hewi, L., & Asnawati, L. 2020. Strategi Pendidik Anak Usia Dini Era Covid-19 dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 158. Ismaniati, C. 2013. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Kualitas Pembelajaran. 15. Kasali, R. 2017. Disruption" Tak ada yang tak bisa diubah sebelum dihadapi motvasi saja tidak cukup". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2020. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35952/ 1–2. Khan, A., Khan, S., Zia-Ul-Islam, S., & Khan, M. 2017. Communication Skills of a Teacher and Its Role in the Development of the Students’ Academic Success. Journal of Education and Practice, 81, 18–21. Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. 2020. Analisis Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 241. Lewis, L. L., Kim, Y. A., & Ashby Bey, J. 2011. Teaching practices and strategies to involve inner-city parents at home and in the school. Teaching and Teacher Education, 271, 221–234. Lina, L., Suryana, D., & Nurhafizah, N. 2019. Penerapan Model Evaluasi CIPP dalam Mengevaluasi Program Layanan PAUD Holistik Integratif. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 32, 346. Maiza, Z., & Nurhafizah, N. 2019. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 32, 356. Nurihsan, A. J., & Agustin, M. 2011. Dinamika perkembangan anak dan remaja Tinjauan psikologi, pendidikan, dan bimbingan. Bandung Refika Aditama. Panjaitan, N. Q., Yetti, E., & Nurani, Y. 2020. Pengaruh Media Pembelajaran Digital Animasi dan Kepercayaan Diri terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Anak. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 42, 588. Pramudiana, I. D., & Setyorini, T. D. 2019. Hubungan Antara Gegar Budaya Dengan Penyesuaian Sosial Siswa Papua di Magelang. PRAXIS, 12, 125. Pramudyani, A. V. R. 2020. The Effect of Parenting Styles for Children’s Behaviour on Using Gadget at Revolution Industry. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 51. Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C. C., Wijayanti, L. M., Putri, R. S., & others. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns Journal of Education, Psychology and Counseling, 21, 1–12. Rohita, R. 2020. The Ability of Ece Teachers to Use ICT in The Industrial Revolution Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 42, 502. Ronkainen, R., Kuusisto, E., & Tirri, K. 2019. Growth mindset in teaching A case study of a Tipikal Kendala Guru PAUD dalam Mengajar pada Masa Pandemi Covid 19 dan Implikasinya DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 2021 345 Finnish elementary school teacher. International Journal of Learning, Teaching and Educational Research, 188, 141–154. Setyosari, P. 2017. Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. JINOTEP Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran Kajian Dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran, 15, 20–30. Solehuddin, M. dkk. 2008. PembaharuanPendidikan TK. Cetakan Ke-5. Jakarta Universitas Terbuka. Talidong, K. J. B., & Toquero, C. M. D. 2020. Philippine Teachers’ Practices to Deal with Anxiety amid COVID-19. Journal of Loss and Trauma, 1–7. Wahyudin, U., & Agustin, M. 2011. Penilaian perkembangan anak usia dini. Bandung Refika Aditama. Warsita, B. 2018. Kecenderungan global dan regional dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Jurnal Teknodik, 1019, 069. Wisman, Y. 2017. Komunikasi Efektif Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Nomosleca, 32, 646–654. Yusuf, B. B. 2017. Konsep Dan Indikator Pembelajaran Efektif. Jurnal Kajian Pembelajaran Dan Keilmuan, Vol. 1, pp. 13–20. Retrieved from Zaharah, Z., & Kirilova, G. I. 2020. Impact of Corona Virus Outbreak Towards Teaching and Learning Activities in Indonesia. SALAM Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 73. ... Proses belajar mengajar tentunya menjadi terbatas, awalnya secara tatap muka menjadi secara daring. Hal ini menyebabkan para guru tidak bisa melakukan pembelajaran serta penilaian yang maksimal karena semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya melalui daring dalam jaringan Agustin, 2020;XTT et al., 2020;Yuhenita & Indiati, 2021. Belajar dirumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19 Dewi, 2020;Wardani & Ayriza, 2020. ...... Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki pengaruh besar dalam proses pengajaran dan pembelajaran di masa sekarang ini. Google Form dapat membantu guru ketika melaksanakan tes pembelajaran apalagi di saat pandemi yang semua dilakukan secara daring Agustin, 2020;Arifin & Sukmawidjaya, 2020. Google Form adalah salah satu produk dari banyaknya produk google. ...Ni Kadek Ayu SurianiAde Asih Susiari TantriPandemi covid-19 memberikan dampak pada bidang pendidikan yaitu pembelajaran menjadi daring. Google Form dapat membantu guru ketika melaksanakan tes pembelajaran apalagi di saat pandemi yang semua dilakukan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan Google Form sebagai alat bantu untuk melaksanakan tes secara daring pada pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII B SMP. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori dari Sugiyono yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pemanfaatan Google Form sebagai alat bantu untuk melaksanakan tes secara daring pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII B SMP sudah baik. Pandangan siswa dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti juga mendapat respons yang positif dari sebagian besar siswa. Kendala yang dialami dari pemanfaatan Google Form sebagai alat bantu untuk menyebarkan tes secara daring pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII B SMP dibagi menjadi dua yaitu kendala internal dan kendala eksternal.... Various problems also arise in online learning, including difficulty adapting to online learning, lack of student understanding, saturation occurs in online learning, and limited interaction between teachers and students, resulting in decreased student understanding of the material being studied. The results of the research show that teachers experience problems with communication, learning methods, materials, and the high costs of using technology Agustin et al., 2021. Most of students experience technical difficulties and difficulty adapting to online learning. ...Yayan Eryk Setiawan Surahmat SupangkenThe problem that arises from online learning is decreased learning outcomes or low ability in mathematics. This problem can be overcome by looking for various variables in online learning. Researchers suspect that this mathematical disposition influences basic mathematical abilities. Thus, the purpose of this study was to analyze the effect of mathematical disposition on basic mathematical abilities in online learning. This type of research is quantitative research with a comparative causal approach. The sample of this research is 65 prospective mathematics teacher students at the Islamic University of Malang. The research data is in the form of the results of filling out the mathematical disposition questionnaire and the results of working on basic math skills questions. The research instrument consisted of a questionnaire and questions. The questionnaire and questions used have met valid and reliable criteria. The data analysis technique used in this study is a simple correlation and regression analysis with the help of SPSS. The results showed that mathematical disposition self-confidence, creativity, persistence, curiosity, positive values, and respect had a positive effect on basic mathematical abilities by From the research results, it can be concluded that the metaphysical disposition variable is positively correlated with the mathematical basic ability variable. The results of the study also show that mathematical disposition has a positive effect on basic mathematical abilities during online learning. The important mathematical disposition components to pay attention to during online learning are creativity, persistence, curiosity, positive value, and respect for mathematics. These components are the benchmarks for the influence of mathematical disposition on basic mathematical abilities.... Keterampilan literasi digital yang dimiliki setiap guru tidak sama, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk pembelajaran secara daring. Terbatasnya perangkat lunak yang dimiliki guru dan siswa untuk mendukung pembelajaran daring; dan terbatasnya koneksi internet dan ketersidaan paket, sehingga membutuhkan biaya yang besar Agustin, 2020;Nur et al., 2022;Robandi & Mudjiran, 2020. Salah satu yang terdampak dari pandemi Covid-19 dalam bidang pendidikan yakni SMP Negeri 1 Tabanan. ...Ida Ayu Putu Surya Hantari I Wayan RedhanaIda Bagus Jelantik SwastaPembelajaran daring dilaksanakan sebagai langkah tepat untuk dapat mencegah dan menekan penularan virus covid-19, sehingga peserta didik tidak akan ketinggalan pelajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam kurikulum selama satu tahun ajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 oleh guru-guru IPA di sekolah menengah pertama. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru-guru ipa dan guru mata pelajaran lainnya. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang dialami guru dalam penerapan kebijakan pemerintah tentang pembelajaran daring, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yaitu meliputi penerapan pembelajaran daring yang dari kebijakan pemerintah menjadi tantangan bagi guru dalam proses pembelajaran dan dirasa kurang maksimal, platform-platform pendukung pembelajaran daring yang asing bagi guru-guru karena minimnya pengetahuan tentang teknologi, persiapan yang ekstra agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh saat pelaksanaan pembelajaran daring, kouta, jaringan serta alat pendukung yang kurang, evaluasi yang dirasa kurang karena tidak bertatapan langsung membuat guru kesulitan dalam melakukan evaluasi. Adapun kendala-kendala yang dialami dapat menjadi tantangan bagi guru agar lebih meningkatkan lagi pelaksanaan pembelajaran daring serta pembelajaran yang kurang efektif perlu diperbaiki untuk pembelajaran selanjutnya.... Media merupakan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain Astami, 2019;Fitria, 2018. Di dalam proses pembelajaran, media berfungsi sebagai pembawa pesan kepada anak Agustin, 2020;Elya et al., 2019. Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman seksual pada anak usia dini adalah media pembelajaran buku cerita bergambar. ...Ni Made Risa Arsani ArsaPutu Rahayu UjiantiI Gede AstawanAbstrak Rendahanya pemahaman tentang pendidikan seksual bagi anak usia dini, orang tua semata, lingkungan teman, sekolah, professional, pemerintah, dan komunitas sekitar juga berperan dalam perkembangan pemahaman anak akan organ maupun perilaku seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media buku cerita bergambar pemahaman seksual yang layak digunakan sebagai media pembelajaran pada anak kelompok B Taman Kanak-Kanak. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan model ADDIE. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa angket validasi ahli materi dan ahli media. Uji validitas ahli materi dilakukan dengan 1 orang ahli materi dan 1 orang dosen ahli media yang memiliki keahlian di bidangnya. Metode analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media buku cerita bergambar yang dikembangkan layak digunakan. Hasil validasi ahli materi masuk ke dalam kategori layak dengan jumlah rata-rata keseluruhan 4. Hasil validasi ahli media masuk ke dalam kategori sangat layak dengan jumlah rata-rata keseluruhan 4,63. Maka, buku cerita bergambar layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk membantu meningkatkan pemahaman seksual pada anak kelompok B Taman Kanak-Kanak.... Di masa pembelajaran daring yang dialami oleh siswa selama wabah Covid 19, komunikasi antara guru dan siswa agak mengalami kendala. Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang mampu memunculkan berbagai jenis interaksi dalam pembelajaran dengan menggunakan jaringan internet dengan aksebilitas, fleksibilitas, dan konektivitas Agustin, 2020;Hafida, 2020;Sadikin & Hamidah, 2020. Pembelajaran daring yang dilakukan dengan koneksi internet dan bantuan website harus dilakukan secara interaktif agar menciptakan hubungan timbal balik antara guru dan siswa selama pembelajaran Kristiawan et al., 2021;Syarifudin, 2020. ...Meitri RatanaLaurens KalugeTerdapat fenomena kedisiplinan belajar siswa SMP yang diketahui bahwa tingkat kedisiplinan belajar siswa tergolong rendah dan belum semua siswa memiliki sikap disiplin belajar yang baik. Kedisiplinan belajar memungkinkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang memungkinkan untuk mempunyai pengaruh besar adalah peran guru. Adanya peran guru diharapkan mampu untuk mendorong sikap siswa untuk mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kedisiplinan belajar dan peran guru terhadap prestasi belajar matematika dari siswa SMP. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 120 siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan pembuktian hipotesis melalui analisis inferensial regresi ganda termasuk R2, uji t, dan F rasio. Hasil penelitian ditemukan ada pengaruh kedisiplinan belajar sebesar dimana lainnya dipengaruhi oleh faktor yang lain, tetapi tidak ada pengaruh peran guru, juga tidak ada pengaruh interaksi kedisiplinan belajar dan peran guru secara simultan terhadap prestasi belajar matematika. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan refernsi bagi guru agar dapat memperhatikan metode pembelajaran yang tepat untuk mendukung prestasi belajar PurwaningsihM. Safwan MabrurThe aims of this study is to describe that the development of the era which is increasing in this digital era requires parents to pay more attention to the development of their children's personality, especially in the field of education, both formal education and non-formal education from the family, in terms of increasing children's literacy or interest in reading. to books both school lessons and books about knowledge. Introducing children to books even when they are toddlers by reading them is one way for children to love and enjoy reading books. The reality these days is that many children grow and develop b ut don't like reading books. In increasing interest in reading, the active role of parents and the school is required because interest in reading does not grow by itself among children, but must continue to be nurtured and encouraged from the surrounding environment. Some areas have reading rooms to increase people's interest in reading. The purpose of writing this journal is to find out the importance of education through increasing interest in reading in children since they were toddlers so that children love books more and enjoy reading, so that their knowledge increases. The type of research used and carried out in this journal is a descriptive qualitative method. Data collection was carried out through a study of increasing interest in reading in gra de 4 students of the MI school by establishing a reading corner and making it a habit to read books and then summarizing them every 15 minutes every day. Data collection in this journal is taken from various sources both books and scientific data in the form of manuscripts as evidenced by the inclusion of a bibliography. The result of the literature study is that there is a strong correlation between the level of interest in reading from the role of school and parents in IrnaHidjanah HidjanahKondisi pandemic covid-19 telah memaksa guru untuk mengubah moda pembelajaran yang awalnya offline tatap muka menjadi pembelajaran online 10 % atau semi online 69,7%. Namun pembelajaran dengan moda online menemui beberapa kendala seperti permasalahan sinyal 89%, ketiadaan kuota 50%, kesulitan menggunakan smart phone gagap teknologi 45,9%. Dalam melaksanakan pembelajaran dengan moda daring, sebagian besar guru mengalami kesulitan dalam pelaksanaan tugas pembelajaran, yaitu 42% guru mengalami kesulitan dalam perencanaan pembelajaran, 63% kesulitan dalam melakukan penilaian dan 88,5% kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Namun dalam penggunaan IT terdapat kemajuan, dimana dalam kondisi pandemic ternyata terjadi peningkatan guru yang ikut pelatihan IT sebesar 8%. Hal ini diharapkan akan terus meningkat sehingga kemampuan guru menggunakan IT semakin baik dan mendorong terjadinya transformasi dalam bidang pengajaran terutama dari sisi optimalisasi penggunaan IT untuk menunjang kinerja study aims to determine the academic fraud students committed to doing assignments during the Covid-19 pandemic. This study used a descriptive method with a quantitative approach. Data collection was done by randomly distributing Google Forms to high school students in West Java Province. There were about 540 samples that were successfully captured in this study. The data analysis technique was carried out employing descriptive statistics. The results showed that as many as of students stated that they committed academic fraud in doing the assignments given to them by the teacher. The fraud was done by copying and pasting a friend's assignment from the internet and doing things without obligation. It was done because there was no particular action from the teacher against cheating students. Particular policies need to be made by schools; namely, the teacher instills the values of Honesty and other anti-corruption values in the learning process. Besides that, the use of technology is to determine whether there is an element of plagiarism in student assignments. Parents at home also need to instill anti-corruption values in their children from an early age so that they are familiar with these Rinaldy SaputraLatar belakang dilakukannya penelitian adalah untuk mendalami permasalahan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama pandemi Covid-19 dengan tujuan untuk mengetahui 1 bagaimana implementasi pembelajaran pada masa pandemi Covid-19, dan 2 apa saja hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu. Data yang dianalisis dalam penelitian diperoleh melalui halaman Google Scholar dengan kata kunci “Covid-19 dan pendidikan”. Penelusuran pada halaman google scholar merujuk pada 6 jurnal yang memenuhi kriteria penelitian. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya 1 pembelajaran daring merupakan upaya terbaik yang dapat dilakukan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 khususnya dibidang pendidikan, 2 Pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggunakan beragam aplikasi berbasis internet seperti WhatsApp Group, Zoom Cloud Meeting, Google Classroom, Google Form, Quipper, e-mail dan lain sebagainya, 3 kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran daring diantaranya masih minimnya sarana dan prasarana penunjang, layanan internet yang tidak stabil, membutuhkan kuota yang cukup besar, belum meratanya sumberdaya manusaia yang menguasai tekhnologi dengan baik, komunikasi dalam proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik, terbatasnya metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar, serta minimnya pengawasan terhadap perkembangan peserta KurniatiDina Kusumanita Nur AlfaeniFitri AndrianiArtikel ini bertujuan untuk mengetahui peran apa saja yang dirasakan orang tua selama mendampingi anak di masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan studi kasus melalui wawancara dengan analisis tematik pada 3 Ayah dan 6 Ibu. Hasil menunjukkan bahwa secara umum peran yang muncul adalah sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang dan pengawas. Secara khusus peran yang muncul yaitu menjaga dan memastikan anak untuk menerapkan hidup bersih dan sehat, mendampingi anak dalam mengerjakan tugas sekolah, melakukan kegiatan bersama selama di rumah, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak, menjalin komunikasi yang intens dengan anak, bermain bersama anak, menjadi role model bagi anak, memberikan pengawasan pada anggota keluarga, menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga, dan membimbing dan memotivasi anak, memberikan edukasi, memelihara nilai keagamaan, melakukan variasi dan inovasi kegiatan di rumah. Diperlukan panduan bagi orang tua dalam membantu mendampingi kegiatan anak yang berbasis pada kebutuhan anak selama pandemi dan HewiLinda AsnawatiPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pendidik anak usia dini dalam melaksanakan tugas-tugasnya pada masa pandemi coronavirus disease atau covid-19. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk memperoleh pemahaman tentang strategi pendidik anak usia dini dalam mengembangkan kemampuan berfikir logis pada anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan interaktif model dengan langkah-langkah analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, ada perubahan strategi pelaksanaan tugas guru PAUD yaitu sebagai perencana dan penilaian hasil pembelajaran sedangkan untuk tugas pelaksana pembelajaran guru PAUD dibantu oleh pendidik di rumah orang tua peserta didik; kedua, strategi pendidik PAUD di rumah dalam mengembangkan kemampuan berfikir logis anak yaitu anak diajak untuk memahami mengapa sekolah di rumah, mengapa keluar rumah harus menggunakan masker, kenapa tidak bisa bermain di luar rumah menggunakan metode dialog percapakan /diskusi dan keteladanan. Rohita RohitaThis research is conducted with the aim to determine the ability of early childhood education teachers to use ICT in the industrial revolution The qualitative method is used with data collection techniques in the form of surveys and data analysis using descriptive statistics. The subjects of the study were 26 early childhood education teachers in South Jakarta and Tangerang city. The results showed that early childhood education teachers are able to utilize information and communication technology for the sake of organizing educational development activities quite well. ICTs are used to find references, examples of learning media, look for examples of activities according to themes and sub themes, as well as preparing learning plans and assessments. Improvements need to be made in an effort to operate the computer to be better because there are still teachers who are awkward in interacting with computers because the ability to operate computers is not optimal and the lack of availability of computers in adequate Qomariah PanjaitanElindra YettiYuliani NuraniPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran digital animasi dan kepercayaan diri terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SD di kota Medan dengan sampel 32 anak dalam kelompok eksperimen dan 32 anak dalam kelompok kontrol. Sampel diambil dengan teknik cluster sampling. Data dikumpulkan melalui tes yang telah divalidasi. Teknik analisis data menggunakan uji varians ANAVA dua jalur serta pengujian tukey. Sebelum uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat interaksi media pembelajaran digital dan kepercayaan diri terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan hasil analisis varians nilai F hitung = 4,97 > F tabel = 3,99 pada taraf signifikan = 0, closures, home quarantine, and social distancing implemented worldwide can cause a sudden anxiety even among teachers. A designed online survey collected data from Filipino teachers’ practices on how they deal with anxiety due to the COVID-19 outbreak. The practices include information seeking, preventive measures, and other coping mechanisms to deal with anxiety during the quarantine period. Results revealed that teachers practice virtual learning, communicate with the professional community, adhere to quarantine requirements, and find purposeful activities to deal with anxiety due to the suspension of national school-related activities in the country brought by the pandemic. Avanti Vera Risti PramudyaniThis study aims to know of understanding of authoritative parenting style and affected the children behaviour while using a gadget. This is qualitative with data collection from an interview, observation, and document. Analysis of the data used by Miles and Huberman. The subject is parent’s and their children lived at Yogyakarta. This result is the parents with authoritative parenting can classify, analyze, comparing, and evaluate their parenting style. With those understanding gives the effect on children when the children used gadget at home such as show discipline and follow the parent's rules; the children have critical thinking and independent using the gadget. Even though authoritative parenting identical with gives freedom, they have to give limit time for children to use a gadget, 6 - 7 hours in a week. Another recommendation does not give the children a gadget even though a gadget is one of the basic need for Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mendapatkan informasi kendala proses belajar mengajar secara online di rumah akibat dari adanya pandemic COVID-19. Penelitian menggunakan metode studi kasus eksplorasi dan pendekatan penelitiannya menggunakan metode studi kasus kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi kendala dan akibat dari pandemicCOVID-19 terhadap kegiatan proses belajar mengajar di sekolah penelitian ini, responden sebanyak 6 orang guru dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Untuk tujuan kerahasiaan, responden diberi inisial R1, R2, R3, R4, R5 dan R6. Wawancara semi-terstruktur dilakukan dan daftar pertanyaan disusun untuk wawancara dikembangkan berdasarkan literatur terkait. Responden untuk penelitian ini adalah para guru dan orang tua murid di sebuah sekolah dasar di Tangerang. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa kendala yang dialami oleh murid, guru dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar online yaitu penguasaan teknologi masih kurang, penambahan biaya kuota internet, adanya pekerjan tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar, komunikasi dan sosialisasi antar siswa, guru dan orang tua menjadi berkurang dan Jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi guru karena harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua, guru lain, dan kepala sekolah. PENDAHULUAN Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan terutama di dunia. Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB menjadi gusar dengan adanya fakta tersebut. Organisasi Internasional yang bermarkas di New York, AS, itu menangkap bahwa pendidikan menjadi salah satu sektor yang begitu terdampak oleh virus corona. Parahnya lagi, hal itu terjadi dalamInosensia Dini PramudianaTheresia Dewi SetyoriniThe efforts to improve the quality of education in Papua is done through education scholarship program, and one of them is by sending senior high school students in Papua to other regions for education. The movement of the students to other regions forces them to do social adjustments. In this situation, each individual often experiences shocks to the new cultures culture shock. This research was conducted to empirically test the relationship of culture shock with social adjustment of Papuan students in Magelang. The hypothesis in this study is that there is a negative relationship between culture shock and the social adjustment of Papuan students who migrated to Magelang. The higher the culture shock is experienced, the lower the social adjustment ability is, and vice versa. The results of this study indicate that the proposed hypothesis is proved, that the culture shock is negatively correlated and very significant to social adjustment. The analysis between the culture shocks and social adjustments shows a strong relationship between the four aspects stress reaction, cognitive fatigue, role shock, and personal shock in culture shock with social adjustment. Among those four aspects, role shock aspect has the highest correlation coefficient. This shows that this aspect is the most closely related to the social adjustment of Papuan students in Magelang, and the least related is the stress reaction. Keywords culture shock, social adjustment, Papuan students Abstrak Papua merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia namun kualitas sumber daya di Papua masih rendah, tercatat Indeks Pembangunan Manusia di Papua tahun 2016 sebesar 57,25. Upaya untuk meningkatkan kulitas pendidikan di Papua dilakukan melalui program besiswa pendidikan, salah satunya dengan mengirim siswa SMA Papua keluar daerahnya untuk menempuh pendidikan. Pada masa ini siswa harus melakukan penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi secara sehat terhadap situasi sosial yang ada, sehingga mencapai kehidupan sosil yang menyenangkan. Dalam situasi ini, individu dapat mengalami kekagetan terhdap budaya yang baru gegar budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiric hubungan gegar budaya dengan penyesuaian sosial siswa Papua di Magelang. Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara gegar budaya dengan penyesuaian sosial. Semakin tinggi gegar budaya, semakin rendah penyesuaian sosial, dan sebaliknya. Subyek dari penelitian ini adalah siswa Papua kelas XII dan XII di Magelang. Analisa data yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment dengan menggunakan program SPSS Statistical Packages for Social Sciences seri Analisa data menunjukan nilai r = -0,548 dan p = 0,000 pBistari BistariAbstrak Untuk mengkaji keefektifan suatu fokus pembelajaran yang umum dilakukan yakni berupa uji statistik seperti uji beda dengan melihat signifikansi efektifitasnya. Namun demikian, dapat juga dilakukan dengan memperhatikan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Suatu penerapan pembelajaran yang memfokuskan pada model, metode, pendekatan, strategi, trik, teknik dan media, dapat dilakukan suatu kajian tentang keefektifan penggunaan salah satu bentuk pengkondisian pembelajaran tersebut. Ada lima indikator pembelajaran efektif, yaitu 1 pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, 2 proses komunikatif, 3 respon peserta didik; 4 aktifitas belajar, 5 hasil belajar. Untuk kelima indikator pembelajaran efektif saling terkait dan saling mendukung. Pembelajaran dikatakan efektif bila semua indikator dimaksud mencapai kategori minimal kunci Konsep, Indikator, Pembelajaran EfektifMubiar AgustinHeny Djoehaeni Ryan Dwi PuspitaThis study was aimed at analyzing the typical violence on children, the causes and effects on early childhood development and their implications for parenting program development. This research applied case study methods. This research took place in three ECE Early Childhood Education institutions in Bandung Regency, West Bandung Regency and Bandung City. The participants were seven parents from ECE who sent their children to the ECE institutions. Data were collected through observation, interviews with teachers and managers of early childhood education units. The results showed that the behavior of violence perpetrated by parents to children generally fell into two categories, namely acts of physical violence and verbal violence. In several cases another form of violence happened in the form of neglect. The factors underlying such violence to occur were parental low economic factors, single parent status, lack of knowledge and comprehension about child growth, unstable emotions, and misunderstanding the manner of strict and act of violence. To are the the implement at device solution, some recommendations on parenting program were proposed. The program should take into consideration parental need to understand their children need. Several stages should be conducted and they involve identifying needs, preparing relevant material and implementing the program by involving various stakeholders who are competent in the relevant fields. © 2020, Pacific Early Childhood Education Research Association.
Pemkab Banyuwangi kembali menyalurkan insentif bagi guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK). Insentif ini
ilustrasi Oleh Waode Eti Hardiyanti, dan mahasiswa Kelas 3B Jurusan PGPAUD UNG Sejak muncul kepermukaan, Rancangan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional atau RUU Sisdiknas amat mencuri perhatian publik. RUU Sisdiknas dibentuk oleh pemerintah, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka mengintegrasikan, memperbaiki dan menyempurnakan beberapa aturan yang saat ini berlaku. RUU Sisdiknas yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat agar dapat memberikan saran, masukan atau suatu pertanyaan yang dapat diakses melalui laman Sisdiknas Kemendikbudristek. Selain itu, RUU Sisdiknas memiliki prinsip-prinsip merdeka belajar yang akan menekankan kualitas belajar mengajar serta memperluas ruang inovasi dalam sistem pendidikan serta RUU Sisdiknas ini menjadi hadiah para guru diseluruh Indonesia. Pro dan kontra terus bermunculan dengan ragamnya masing-masing. Banyak pasal yang menuai kontroversi yang pada akhirnya menuai banyak kritikan dari berbagai kalangan terkhusus pada tenaga pendidik guru yang pada dasarnya menjadi garda terdepan di bidang kependidikan. Pada bulan September 2022, draf RUU Sisdiknas yang diajukan ke DPR ditolak. Untuk itu, perlu dilakukan telaah draf RUU Sisdiknas dan bagaimana ini berdampak kepada guru khususnya guru Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Dimulai pada kondisi peraturan mengenai PAUD, dimana ada beberapa pihak yang memilih setuju dan kurang setuju terhadap perubahan yang diusulkan yang mana pada usulan tersebut dijelaskan bahwa sebaiknya PAUD dapat berdiri sendiri dengan kurikulum dan penyelenggaraan yang tertata rapi, baik, dan jelas. Pada jenjang PAUD sendiri sudah harus ditentukan dengan sebaik-baiknya jalur, jenis dan jenjang pendidikan pendidikan sehingga dapat membantu guru dalam mendidik karakter anak. Kemudian membantu anak mengembangkan potensi untuk menambah ilmu. Kewajiban yang harus dilakukan guru PAUD tentu perlu ditunjang dengan pemenuhan hak. Dalam RUU SISDIKNAS yang mengatur hak, kesejahteraan, serta status profesi, yang dalam beberapa poin membawa angin segar bagi pendidik PAUD. Pertama, jenjang pendidikan dasar memasukkan kelas prasekolah sehingga guru PAUD akan mendapat perhatian lebih baik hak dan kewajibannya. Kedua, cakupan tunjangan profesi guru dapat lebih meluas sehingga dapat diberikan kepada banyak guru termasuk guru PAUD, yang berada di wilayah terpencil dengan gaji yang minim. Ketiga, guru swasta dan negeri akan memperoleh pendapatan yang tidak jauh berbeda, sehingga mereka dapat menjunjung profesionalitas dalam bekerja. Namun, dalam draf RUU Sisdiknak juga tidak terlepas dari kontroversi, misalnya kata-kata SD, SMP, SMA dan Madrasah dihilangkan menjadi istilah pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan keagamaan. Kemudian, calon guru diwajibkan untuk lulus pendidikan profesi guru atau PPG. Akan tetapi, bagi guru yang sudah mengajar saat Undang-Undang ini terbit tetapi belum mengikuti atau lulus PPG, tetap bisa mengajar. Terlepas dari pro dan kontra yang terdapat dalam draf RUU SISDIKNAS, pemerintah harus terus meningkatkan Sistem Pendidikan di Indonesia, salah satunya menyempurnakan RUU ini agar dapat disahkan. Sebagai calon guru PAUD, kami berharap semoga dengan adanya RUU SISDIKNAS dapat memperkuat peran guru PAUD dalam mewujudkan pendidikan yang maju dan menyeluruh bagi seluruh anak Indonesia. Selain itu, pendidikan pra-sekolah harus mendapatkan pengakuan yang tegas dan menjadi prioritas dengan dimasukkan sebagai bagian dari pendidikan dasar yang juga wajib belajar. Sehingga, peran dari Guru PAUD dapat maksimal dalam membentuk karakter masa depan bangsa.* ZoKt. 177 341 287 239 251 14 91 299 341

masa depan guru paud